Menjadi Ayah dan Suami Teladan
(Meneladani Pengorbanan Nabiyullah Ibrahim)
Oleh. Mashud S.
Hari raya Qurban yang diperingati umat
Islam merupakan moment penting untuk kembali membangkitkan semangat berjuang
dan berkorban dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam ajaran Islam kita
dianjurkan untuk berkorban sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Sebagai orang yang sedang mengemban
amanah di tengah masyarakat atau amanah lainnya, maka bentuk pengorbanan dan
perjuangannya akan berbeda dengan orang yang tidak sedang mengemban amanah.
Begitu seterusnya pengorbanan dan perjuangan seseorang akan disesuaikan dengan
situasi dan kondisinya.
Dalam kontek keluarga, keberadaan seorang Ayah
yang mengemban amanah sebagai kepala keluarga tentu dibutuhkan perhatian,
pengorbanan untuk menjaga keluarganya. Kisah teladan dari nabiyullah Ibrahim
yang diimplementasikan dalam ibadah Qurban, yang dirayakan oleh umat Islam di
berbagai belahan dunia bisa diambil pelajaran bagi seorang ayah atau suami.
Kisah Nabi Ibrahim memberikan banyak pelajaran
yang berharga, terutama dalam peran sebagai suami dan ayah. Menjadi seorang
ayah atau suami di era sekarang membutuhkan perjuangan berat karena ada banyak
tantangan di berbagai bidang, khususnya tantangan terkait pengaruh media sosial
terhadap perilaku sehari-hari anak. Berikut beberapa keteladanan yang bisa
diambil dari perspektif seorang suami atau ayah dalam meneladani Nabi Ibrahim:
Pertama, kesabaran dan keberanian: Nabi
Ibrahim menunjukkan kesabaran dan keberanian yang luar biasa ketika dia
dihadapkan dengan tantangan yang besar, seperti perintah untuk meninggalkan
istri dan anaknya di tengah padang gurun. Kesabaran dan keberaniannya menjadi
contoh bagi seorang suami dan ayah dalam menghadapi cobaan hidup.
Sabar dan berani adalah dua sifat terbaik dan
menjadi kunci sukses menjadi ayah. Sabar dalam ketaatan, sabar dalam
menghindari maksiat, dan sabar dalam menerima musibah merupakan praktek sabar
yang komprehensif. Seorang ayah dalam menghadapi berbagai tantangan sebagai
kepala keluarga dibutuhkan sifat sabar agar bisa menyelesaikan persoalan dalam
hidup keluarga.
Kedua, ketaatan kepada Tuhan[1]:
Nabi Ibrahim adalah contoh ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT. Sebagai
seorang suami dan ayah, keteladanan ini mengajarkan untuk menjadikan ketaatan
kepada Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup, yang akan mempengaruhi semua
aspek kehidupan keluarga.
Perintah menyembelih anaknya[2]
kemudian ia taati merupakan contoh yang luar biasa dalam sejarah kehidupan
manusia. Tidak semua orang yang beriman dan bertaqwa akan siap menerima perintah
seperti nabi Ibrahim. Secara manusiawi tidak ditemukan orang tua akan rela
mengorbankan anaknya dengan disembelih.
Ketiga, kehati-hatian dalam mengambil keputusan:
Kisah Nabi Ibrahim juga mengajarkan pentingnya untuk berhati-hati dan merenung
sebelum mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan keluarga. Sebagai
seorang suami dan ayah, penting untuk mempertimbangkan dampak dari setiap
keputusan terhadap keluarga dan berusaha untuk mengambil keputusan terbaik yang
sesuai dengan ajaran agama dan kebutuhan keluarga.
Keputusan yang diambil seorang ayah dalam
menyelesaikan urusan keluarga sangat dibutuhkan. Ketegasan, kewibawaan dan
sifat bijak merupakan karakter yang mestinya dimiliki oleh seorang ayah. Ada
banyak keluarga yang tidak harmonis bahkan broken home, bahkan pisah
atau cerai karena kepala keluarga belum mampu mengelola keluargannya dengan
baik.
Keempat, kehidupan spiritual yang kuat:
Nabi Ibrahim dikenal karena kehidupan spiritualnya yang kuat dan kesetiaannya
kepada Allah SWT[3].
Sebagai seorang suami dan ayah, penting untuk menunjukkan kehidupan spiritual
yang kuat kepada anggota keluarga sebagai contoh yang baik, serta mendidik
mereka untuk memahami dan menghormati nilai-nilai agama.
Aspek spiritual atau hubungan seorang hamba
dengan Tuhannya, sangat dibutuhkan oleh setiap individu, apalagi dalam kontek
keluarga. Uswah ketaatan pada Allah yang ditunjukkan seorang ayah dalam
keluarga menjadi sebuah keniscayaan agar bisa ditiru oleh anggota keluarga.
Contoh sederhana dari praktek spiritual dalam
kehidupan sehari-hari adalah praktek shalat lima waktu, baca Al-Qur’an, dan
berperilaku baik. Bila seorang ayah bisa memberikan contoh praktek shalat dan
ibadah lainnya secara disiplin dan konsisten insyaAllah akan ditiru oleh istri,
anak dan anggota keluarga lainnya.
Kelima, kasih sayang dan perhatian:
Meskipun Nabi Ibrahim diuji dengan perintah untuk menyembelih putranya Ismail[4],
kasih sayang dan perhatiannya terhadap keluarganya tetap jelas terlihat.
Sebagai seorang suami dan ayah, penting untuk menunjukkan kasih sayang dan
perhatian kepada anggota keluarga dalam segala situasi, bahkan dalam saat-saat
sulit sekalipun.
Di zaman sekarang saat
tantangan medsos yang begitu pesat dan memasuki relung-relung aktivitas
sehari-hari setiap anak remaja, perhatian dan kasih sayang seorang ayah sangat
dibutuhkan. Belaian dan pelukan hangat seorang ayah saat anak terlena dengan
medsos atau gadget sangat dibutuhkan. Perhatian orang tua terhadap anak di
zaman medsos saat ini harus ditingkatkan intensitasnya, saat anak berinteraksi
dengan medsos perlu dipantau orang tua.
Keenam, komitmen terhadap keluarga: Nabi
Ibrahim menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keluarganya, bahkan ketika dia
diuji dengan perintah untuk meninggalkan mereka di padang gurun. Sebagai
seorang suami dan ayah, penting untuk memiliki komitmen yang kuat terhadap
keluarga dan berusaha untuk selalu mendukung dan melindungi mereka dalam segala
situasi.
Keberadaan orang tua khususnya ayah, di tengah-tengah keluarga idealnya selalu memberi support dan dukungan pada semua minat dan bakat yang dimiliki anak-anak mereka. Kehadiran ayah saat anak membutuhkan perhatian merupakan bentuk dukungan orang tua dalam menjawab berbagai persoalan yang mereka hadapi.
Dari beberapa teladan yang dijelaskan tersebut,
diharapkan peran seorang ayah atau suami bagi anak dan istri dalam keluarga
menjadi sangat strategis dalam membentuk keluarga sakinah mawaddah warohmah.
Keluarga yang Sakinah mawaddah warohmah merupakan visi yang ingin diraih
oleh setiap keluarga muslim. Semoga.
By. Mashud S.
Post a Comment