Mengenal lebih dekat alm. Ustadz Dr. Abdul Manan, MM (Late post)



Mengenal lebih dekat alm. Ustadz Dr. Abdul Manan, MM

(Academic Perspective)

Sudah hampir dua pekan lebih, beliau telah meninggalkan kita. Tepatnya selasa 20 April 2021 bertepatan dengan tanggal 8 Ramadhan 1442 H, keluarga besar ormas Hidayatullah se-Indonesia berduka saat almarhum diberitakan meninggal dunia.

Ucapan belasungkawa dari berbagai kalangan menghiasi berbagai media sosial yang ada. Tulisan kenangan dan pengalaman bersama beliau juga menghiasi berbagai media sosial, dari keluarga, santri, murid, sahabat, dan kolega beliau yang ada di berbagai daerah, baik di dalam maupun luar negeri.

Saya selaku santri dan murid beliau secara informal rasanya belum berani menulis kesan dan pesan tentang kiprah beliau di dunia dakwah dan perintisan lembaga, karena perlu banyak membaca kesan dan pesan dari para santri dan murid beliau langsung. Saya mulai  mengenal lebih jauh beliau saat menyelesaikan tugas tesis tentang “Strategi Komunikasi Pengembangan Organisasi Hidayatullah” di era tahun 2006, kebetulan almarhum adalah salah satu key informan dari tugas akhir saya tersebut.

Ada beberapa cuplikan penjelasan beliau yang bisa menggugah kita semua, yaitu ketika saya menanyakan tentang bagaimana pengembangan organisasi Hidayatullah, diantaranya almarhum menjelaskan ;  “ …. konsep, ide dasar, filosofi lahirnya lembaga ini tidak bisa lepas dari ajaran islam itu sendiri. Apapun permasalahan yang kita hadapi dalam hidup ini, termasuk dalam hal berorganisasi kita harus merujuk pada ajaran Islam (back to Islam).

Beliau juga menjelaskan  tentang pentingnya hidup berjama’ah dengan uraian berliau ; “ … sejak berdirinya Hidayatullah panduan organisasi yang diterapkan adalah struktur imamah jama’ah, struktur ini tidak ubahnya struktur ular. Struktur ular itu adalah setelah kepala kemudian leher semua, jadi struktur pesantren Hidayatullah tatkala itu setelah pucuk pimpinan adalah semuanya anggota. Maa ba’dal imam ma’mum, setelah imam adalah ma’mum. Kemudian dalam hal memberikan tugas dan tanggung jawab konsep yang digunakan adalah sistem manajemen komando”.

Uraian beliau dalam wawancara tersebut memberikan penjelasan yang cukup jelas tentang konsep dan pedoman pengelolaan lembaga atau organisasi keislaman dan bagaimana praktek hidup berjama’ah.

Tulisan kenangan ini akan mengupas sedikit sisi akademik beliau yang menurut hemat saya beliau termasuk pengurus lembaga yang sangat produktif dengan karya-karya akademiknya. Beliau telah memberikan contoh bagi pengurus lembaga lainnya, para santri, dan generasi penerus ormas Hidayatullah untuk sekolah setinggi-tingginya. Beliau adalah doktor pertama di Hidayatullah  dan telah menerbitkan puluhan buku yang terkait dengan manhaj, organisasi dakwah, dunia pendidikan dan peradaban Islam.

Diantara karya beliau adalah Membangun Islam Kaffah; Merujuk Pola Sistematika Nuzulnya Wahyu (1998), Rekayasa Ulang Budaya Organisasi Dakwah (2000), Pesantren Hidayatullah Kini dan Esok (2000), Strategi pemenangan dakwah (2005), Era Peradaban baru (2016), dan lain-lain.  

Gagasan almarhum tentang dunia pendidikan Islam yang futuristik penting dijadikan pedoman bagi penerus beliau di lembaga Hidayatullah. Diantara statemen beliau adalah “… wawasan kependidikan dengan orientasi pada pendidikan keislaman berupaya mendidikkan agama Islam dan nilai-nilainya agar menjadi pandangan dan sikap hidup(way of life) seorang muslim.

Tentang Sistem Pendidikan Islam  (SPI) beliau menyatakan; sistem pendidikan Islam adalah pendidikan yang dikembangkan atas dasar nilai-nilai dan pandangan Islam, dan SPI adalah lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh masyarakat muslim.

Konsep Pendidikan Islam Berbasis Tauhid (PIBT) yang sudah dan sedang diterapkan di semua jenjang pendidikan di Hidayatullah mulai tingkat dasar, menengah sampai perguruan tinggi  merupakan salah satu implementasi pemikiran beliau tentang dunia pendidikan Islam bersama pengurus lembaga lainnya.

Khusus tentang konsep PTH (Perguruan Tinggi Hidayatullah) dalam FGD (Forum Group Discussion) sarasehan pengembangan Perguruan Tinggi Hidayatullah beliau memberikan gambaran garis besar PTH  kedepannya antara lain ; menjadi universitas terbuka dengan keunggulan tertentu, mampu bersaing dalam kualitas, semua out put dari berbagai disiplin berperan sebagai da’i di bidangnya, pelaku peradaban Islam, dan membentuk organisasi independen untuk mewujudkan universitas Hidayatullah.

Demikian cerita singkat tentang kiprah almarhum di dunia akademik. Sebenarnya ada banyak hal yang bisa dikupas dari buku-buku karya beliau yang beririsan dengan dunia pendidikan Islam dan peradaban, semoga di lain kesempatan akan dikupas praktisi akademik lainnya.

Ala kulli haal, semoga tulisan singkat ini membawa manfaat bagi siapa saja ingin mengenal lebih jauh kiprah beliau sebagai salah seorang perintis ormas Hidayatullah di Indonesia. Semoga pemikiran dan karya beliau selama di dunia fana ini menjadi amal jariyah beliau dan semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya

Surabaya

22 Ramadhan 1442 H / 4 Mei 2021

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post