Membentuk Karakter Utama Bagi Pendidik

 


Membentuk Karakter Utama Bagi Pendidik

By. Mashud S. 

Pembentukan karakter, watak atau kepribadian seorang pendidik sangatlah penting dalam upaya mewujudkan sebuah bangsa yang lebih maju dan beradab. Sarana yang paling krusial dan strategis untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan tidak terbatas pada transfer pengetahuan belaka, tetapi pendidikan karakter yang berbasis pada penanaman moral, nilai-nilai etika, estitika, budi pekerti yang luhur dan lain-lain.

Karakter Utama

Pendidikan karakter yang menekankan pada dimensi etis-spiritual dalam proses pembentukan pribadi dicetuskan pertama kali oleh pedagog Jerman FW Foerster (1869-1966). Karenanya, pendidikan karakter yang dibutuhkan tidak sekedar membangun karakter biasa, melainkan karakter utama yang melandasi karakter-karakter  baik lainnya. Karakter-karakter utama yang dibutuhkan diantaranya ; tabah dan pantang menyerah, konsisten (istiqomah), integritas, dan profesionalisme.

Pertama, Tabah dan pantang menyerah. Kata tabah identik dengan sabar yang mengandung banyak arti ; tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati. Sedangkan kata pantang menyerah mengandung makna suatu sikap ketika seseorang tidakmau begitu saja menyerah terhadap nasib dan terus melawan hambatan dan gangguan yang menghalanginya demi meraih apa yang dicita-citakan. Seorang pendidik tentunya harus memiliki sikap tabah dan tampang menyerah dalam menghadapi berbagai persoalan dalam mendidik siswa dan peserta didiklainnya.

Kedua, Konsisten atau istiqomah. Kata istiqomah dan derivasinya disebutkansebanyak 47 kali dalamal-Qur’an. istiqomah mengandung makna jalan lurus yang berada di tengah, tidak melenceng ke kanan maupun ke kiri, lawan katanya adalah I’wijaj (garis bengkok). Menurut Abu Ali addaqqaq, ada tiga tingkatan yang harus dilalui seseorang untuk mencapai istiqomah; at-taqwim yaitu upaya mendidik nafsu, kedua upaya membersihkan qalbu dan ketiga istiqomah itu sendiri. Dalam al-qur’an disebutkan dalam surat fusshilat/41 : 30. Terkait ayat ini para ulama terbagi dalam dua kubu. Kubu pertama istiqomah dimaknai sikap moderat beragama, bertauhid, dan berma’rifat. Dan kubu kedua memaknai istiqomah sebagai sikap konsisten dalam melaksanakan amal shaleh.

Ketiga, integritas. Salah satu variable terpenting dalam konteks pembangunan karakter adalah integritas. Seseorang dikatakan berintegritas adalah jika apa yang dikatakan sama dengan apa yang diperbuat. Karena itu orang yang berintegritas akan selalu konsisten dalam memegang prinsip kejujuran damana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Istilah integritas biasanya dikaitkan dengan kualitas moral atau kredibelitas seseorang. Karenanya kurangnya kredibelitas bisa dijadikan indikator bagi tingkat integritas pribadi di dalam organisasi tertentu. Integritas bukan didasarkan pada apa yang dikerjakan, tetapi kurang lebih memahami siapa dirinya. Sebab biasanya sikap seseorang terpengaruh banyak oleh apa yang ia lihat alias stimulasi visual. Dari sebuah penelitian didapatkan angka yang pantastis,bahwa 70% dari 1300 responden eksekutif menempatkan integritas sebagai karakter teratas dari 16 karakteristik kesuksesan dalam berbisnis.

Keempat, profesionalisme. Istilah profesionalisme dikatakan sebagai ciri dari abad modern. Ia juga menjadi ciri Negara maju. Tidak bisa dibayangkan bagaimana sebuah bangsa bisa eksis tanpa profesionalisme. Membangun sebuah bangsa yang mampu bersaing dan sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya tidak hanya memerlukan profesionalisme biasa, melainkan juga membutuhkan profeionalisme tingkat tinggi. Demikian juga seorang pendidik seharusnya memiliki karakter professional dalam menjalankan tugas kesehariannya.

            Karakter-karakter utama bagi pendidik tersebut merupakan karakter terpuji dan merupakan modal tauladan penting bagi seorang pendidik dalam menjalankan amanah membimbing peserta didiknya. Dengannya, tugas keseharian yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar akan diwarnai oleh karakter terpuji tersebut. Dimana karakter terpuji merupakan hasil internalisasi nilai-nilai agama dan moral pada diri seseorang yang ditandai oleh sikap dan perilaku positif. Wallahu a’lam bishowab.


 

 

 

Post a Comment

أحدث أقدم