HARI PAHLAWAN, HARI RAYA QURBAN
DAN HARI KEMENANGAN
MAHASISWA
By. Mashud S.
Mukaddimah
Setiap tahun negara kita
selalu diselimuti perayaan berbagai peringatan hari nasional. Perayaan hari
pahlawan 10 Nopember merupakan salah satu hari nasional
yang selalu diperingati oleh sebagian besar warga negara indonesia. Namun
peringatan 10 nopember tahun ini sedikit berbeda dibanding
peringatan-peringatan tahun sebelumnya. Di tahun 2010 kali ini peringatan hari
pahlawan berbarengan dengan tiga bencana besar (nasional) yang melanda sebagian
rakyat indonesia. Satu diantaranya adalah gelombang sunami di mentawai sumatra,
kedua, banjir bandang di Wasior Papua, dan ketiga letusan gunung merapi di
yogja yang cukup besar dan lama dibanding tahun-tahun sebelumnya. Semua
peristiwa dan bencana yang disebut di atas merupakan fenomena yang hampir satu
bulan terakhir ini menghiasi berbagai media, baik media cetak maupun
elektronik.
Hari
pahlawan yang telah diperingati hampir 60 an tahun lebih sejak peristiwa
perjuangan arek-arek Suroboyo sampai saat ini masih menjadi peristiwa sejarah
yang tak terlupakan. Perjuangan arek-arek Suroboyo yang dipimpin langsung Bung
Tomo pada saat itu patut dijadikan contoh nyata dalam perjuangan pemuda saat
ini. Ada satu pekikan kalimat yang diucapkan berulang-ulang oleh Bung Tomo saat
itu yaitu “Allahu Akbar....., Allahu
akbar..., Allahu akbar...”. Kalimat ini mampu memberikan semangat, giroh,
dan kekuatan yang luar biasa ketika diucapkan berulang-ulang oleh semua pejuang
arek-arek Suroboyo saat itu yang dipimpin langsung oleh bung Tomo. Lalu apa sebenarnya yang terkandung dibalik
kalimat allahu akbar tersebut. Kata Allahu akbar adalah salah satu kalimat
tauhid mengandung pengertian hanya Allah
yang maha besar yang lainnya tidak apa-apanya selain Allah.
Memahami
makna allahu akbar dengan baik, sesungguhnya sama dengan memahami makna laailaaha illallah. Memahami makna laailaha illallahu dengan baik
sebenarnya sama dengan orang memahami makna syahadat dengan baik. Kenapa
demikian, karena substansi makna dari semua kalimat tersebut adalah sama dalam
rangka mentauhidkan Allah, mengakui keberadaan-Nya, kekuasaan-Nya, yang tidak
ada sekutu bagi-Nya.
Hari Pahlawan, Hari Kebangkitan Mahasiswa
Sangat relevan sekali apa yang
dipekikkan bung Tomo saat itu dengan keberhasilan yang diperoleh setelah
perjuangan mereka, yaitu kemenangan. Kata Allahu Akbar melahirkan kemenangan. Apa
yang bisa dipetik bagi mahasiswa dari relevansi kedua kalimat kausalitas
tersebut? Tentu banyak hal yang bisa diambil hikmahnya. Namun dalam tulisan
kali ini hikmah utama yang bisa digarisbawahi adalah kebangkitan dan kemenangan
bagi mahasiswa.
Dalam
sejarah negara dan bangsa manapun keberadaan pemuda dan mahasiswa di dalamnya
diakui sebagai ujung tombak regenerasi bangsa dan negara tersebut. Tak
terkecuali negara kita, Indonesia. Kemajuan dan keberlangsungan negara ini
tergantung kualitas pemuda dan mahasiswa saat ini.
Bila mengkaji kemenangan
arek-arek Suroboyo yang dipimpin langsung bung Tomo seperti diuraikan
sebelumnya, maka sesungguhnya pemuda dan mahasiswa muslim saat ini mestinya
memekikkan suara takbir allahu akbar dalam setiap gerak
langkahnya. Pekikan tersebut tentunya tidak sekedar suara yang bisa didengarkan
namun harus dibarengi dengan pemaknaan yang benar tentang kalimat tauhid
tersebut.
Seorang mahasiswa muslim,
sejak duduk di bangku kuliah seyogyanya memiliki orientasi hidup yang jelas
dalam setiap aktivitas perkuliahannya di kampus. Kegiatan pekuliahan di kelas,
tugas terstruktur dan tugas mandiri harus dibarengi dengan niat yang baik dan
berorientasi pada kebangkitan mahasiswa yang mampu menguasai berbagai
permasalahan hidup.
Seorang mahasiswa muslim semua
aktivitas hidupnya sehari-hari diharapkan mampu mencerminkan nilai-nilai
robbaniah dalam setiap langkahnya. Ia mengawali harinya dari mulai bangun malam
untuk shalat tahajjud dalam rangka berinteraksi langsung dengan Allah,
menyampaikan semua keinginannya untuk bisa bangkit menjadi orang terbaik di
dunia. Ia selalu berusaha melaksanakan shalat lima waktu secara disiplin di
awal waktu, ia barengi sholat wajibnya dengan shalat sunat rawatib qobliyah dan
ba’diyah, ia barengi shalat rawatibnya dengan bacaan tartil Qur’an, ia tidak
lupa menyampaikan harapannya untuk bisa mandiri dalam hidupnya dengan shalat
sunat dhuha menjelang matahari mulai menanjak.
Dalam melalukan interaksi
dengan teman sebayanya ia berusaha untuk bisa menjadi partner yang mampu
memberikan solusi. Ketika berinteraksi dengan pengajarnya ia berusaha menjadi
mahasiswa yang membanggakan. Ketika berinteraksi dengan masyarakat ia berusaha
mengaktualisasikan semua ilmu yang ia miliki. Pada akhirnya apa yang ia telah
usahakan akan bermuara pada suatu kemenangan dan keberhasilan. Kemenangan
dirinya dari melawan malas selama ia kuliah, kemenangan duniawi ia peroleh
karena memiliki prestasi yang membanggakan, dan kemenangan ukhrowi ia juga
peroleh karena ia adalah mahasiswa yang selalu mempraktekkan nilai-nilai robbaniah
selama menjadi mahasiswa.
Post a Comment