WORDVIEW SEBAGIAN PENDIDIK MASIH PERLU DIARAHKAN

Wordview merupakan istilah lain dari cara pandang seseorang dalam menyikapi kehidupan. Setiap orang dalam melihat lingkungan sekitarnya memiliki sudut pandang yang beragam dalam melihat obyek yang di lihat dan dirasakan. Munculnya keragaman cara pandang dan penilaian seseorang dilatar belakangi oleh dua hal utama yaitu dipengaruhi faktor pengalaman hidup ( bertemu siapa) dan yang kedua adalah referensi / rujukan apa yang digunakan (buku apa yang dibaca).

Dua hal di atas yang memberikan pengaruh yang luar biasa pada setiap orang. Seseorang yang memiliki sikap dan perilaku baik menurut orang tertentu kadang menurut orang lain  sebaliknya. Penilaian dan pemaknaan seseorang pada suatu obyek sekali lagi sangat ditentukan oleh buku apa yang dibaca dan ia bertemu siapa.

Ada pengalaman menarik dari kegiatan short course yang saya ikuti di hotel kaisar jakarta tanggal 6 – 14 oktober 2011. Forum ini merupakan forum nasional yang diikuti 100 orang peserta dari berbagai perguruan tinggi agama islam seperti UIN, IAIN, STAIN dan PTS se – indonesia. Dalam beberapa sesi yang ada saya mengambil dua contoh pertanyaan sekaligus pandangan dari peserta yang mengikuti acara tersebut yang saya anggap menarik untuk “diarahkan”. Pertama, pertanyaan sekaligus pandangan dari salah seorang peserta short course tujuan negara Mesir.

Dalam sesi ini kebetulan tema materi yang diangkat panitia adalah pengembangan potensi dosen dalam menulis teks book berbahasa arab yang dipandu Prof. Dr. HD. Hidayat, MA. Pertanyaan tersebut intinya adalah mengarah pada penilaian bahwa bahasa al-Qur’an itu bukan bahasa arab, namun berasal dari bahasa ibrani, sehingga ia bertanya menurut bapak apakah pernyataan itu bisa diterima atau bapak tidak riskan dengan pandangan seperti itu? Dalam hati kecil saya, kok masih ada orang yang mempertanyakan al-qur’an itu bukan bahasa arab, padahal dalam al-qur’an disebutkan innaa anzalnaahu qur’aanan arobiyan laallakum ta’qiluun.

Kedua, pada sesi berikutnya ketika kelas gabungan tujuan tiga negara yaitu India, Australisa dan Mesir. pada sesi corak kajian Islam yang disampaikan Prof. Dr. Mahasin, MA. Pada sesi tanya jawab ada seorang peserta yang mempertanyakan kebenaran al-qur’an pada surat al-isro’ , pada penjelasan baraknaa haulahu menurutnya ada tiga wilayah  yang dianggap berkah yaitu Mekkah, Madinah, dan Palestina.

Karena melihat Palestina yang tidak kunjung selesai pertikainnya ia anggap sebagai sesuatu yang tidak mendapatkan berkah seperti yang dijelaskan pada ayat tersebut. Sehingga ia menilai ayat pada surat al-isro’ tersebut dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang, bahkan ia mengatakan ayat tersebut tidak berlaku lagi.

Post a Comment

Previous Post Next Post