(Studi Analitis Pengaruh Konsep Sistematika Nuzulnya Wahyu Dalam Pembentukan Kepribadian Muslim)
ABSTRAK
Keberhasilan Rasulullah membina para sahabatnya merupakan suatu pelajaran sejarah yang patut dijadikan panduan dalam melakukan pembinaan, baik terhadap individu maupun kelompok atau jama’ah.
Hal inilah yang mengilhami pendiri pesantren hidayatullah Ust. Abdullah Said (alm) untuk menapaktilasi keberhasilan tersebut dengan melakukan pembinaan kepada rekan beliau pada awal berdirinya pesantren. Salah satu konsep (manhaj) yang diterapkan Rasulullah dalam membina sahabat beliau adalah dengan mengaplikasikan tata urutan wahyu yang turun pertama kali (tartibun nuzul).
Tata urutan wahyu ini di lingkungan pesantren hidayatullah dikenal dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu, yang mengandung pengertian suatu upaya merekonstruksi nilai-nilai Al-Qur’an yang turun pertama kali sebagaimana Rasul dan sahabatnya. Salah satu refleksi konkrit dari upaya Ustadz Abdullah Said menapaktilasi keberhasilan Rasulullah tersebut adalah beliau mampu menghasilkan kader-kader dakwah yang memiliki pribadi tangguh dan siap diterjunkan ke tengah masyarakat untuk mengemban dakwah Islam.
Dari kader-kader inilah kemudian pesantren Hidayatullah berkembang di seluruh pelosok nusantara. Paper ini merupakan hasil penelitian pada mahasiswa STAI Luqman Al Hakim Surabaya, dimana mereka adalah bagian dari kader pesantren yang mendapat pembinaan dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu. Dari hasil penelitian tersebut akan diuraikan secara mendalam dengan topik pengaruh konsep sistematika nuzulnya wahyu dalam membentuk kepribadian muslim.
A. Pendahuluan
Sukses Rasulullah mengubah wajah dunia dari kejahiliahan menjadi dunia yang penuh dengan ketentraman dan kabar gembira mengilhami pendiri Pesantren Hidayatullah Ust. Abdullah Said (Alm) untuk menapaktilasi kesuksesan tersebut dengan mendirikan pesantren. Keberadaan pesantren Hidayatullah yang didirikan di Balikpapan Kalimantan Timur sekitar tahun 1972-an sampai sekarang telah berkembang di seluruh pelosok tanah air. Hal ini merupakan wujud konkrit dari mujahadah beliau yang di ilhami oleh kesuksesan Rasulullah tersebut.
Kesuksesan dakwah yang diaplikasikan Rasulullah ketika membina para sahabat yang mengikuti ajaran beliau pertama kali adalah diantaranya karena merujuk pada manhaj tata urutan turunnya wahyu (tartibun nuzul). Dakwah yang beliau lakukan senantiasa dibimbing wahyu, sehingga apa yang menjadi pemikiran, program, dan metode yang diterapkan dalam membina para sahabat secara garis besar hampir tidak pernah mendapat kegagalan, justru melahirkan sosok manusia atau hamba Allah yang tahan bantingan dalam segala situasi dan kondisi, melahirkan pribadi-pribadi yang tidak pernah mengeluh dan cengeng terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi.
Produk manusia seperti uraian di atas merupakan hasil pembinaan dari kandungan wahyu yang turun pertama kali. Wahyu tersebut terakumulasi dalam lima surat dan merupakan satu kesatuan utuh yang kemudian dijadikan konsep oleh pesantren hidayatullah dan dikenal dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu. Konsep ini mengandung pengertian suatu upaya merekonstruksi nilai-nilai al-Qur’an secara sistematis sebagaimana Rasulullah terapkan kepada para sahabatnya. Substansi dari surat-surat yang turun pertama kali tersebut berisi materi-materi kajian yang dijadikan pedoman oleh Rasulullah dalam membina para sahabatnya sehingga melahirkan sosok manusia yang memiliki keperibadian tangguh.
Melihat fenomena keberhasilan Rasulullah tersebut, Ust. Abdullah Said bersama rekan beliau yang seide berupaya untuk mengulangi kembali kronologi kesuksesan pola pembinaan yang diterapkan Rasulullah. Bentuk upaya yang dilakukan Ust. Abdullah Said bersama rekan-rekannya adalah dengan membangun kampung islami di Karang Bugis Balikpapan. Dari sinilah kemudian lahir para kader yang memiliki keperibadian mantap, tegas, tidak cengeng dan siap mengemban amanah dakwah ke seluruh tanah air.
ABSTRAK
Keberhasilan Rasulullah membina para sahabatnya merupakan suatu pelajaran sejarah yang patut dijadikan panduan dalam melakukan pembinaan, baik terhadap individu maupun kelompok atau jama’ah.
Hal inilah yang mengilhami pendiri pesantren hidayatullah Ust. Abdullah Said (alm) untuk menapaktilasi keberhasilan tersebut dengan melakukan pembinaan kepada rekan beliau pada awal berdirinya pesantren. Salah satu konsep (manhaj) yang diterapkan Rasulullah dalam membina sahabat beliau adalah dengan mengaplikasikan tata urutan wahyu yang turun pertama kali (tartibun nuzul).
Tata urutan wahyu ini di lingkungan pesantren hidayatullah dikenal dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu, yang mengandung pengertian suatu upaya merekonstruksi nilai-nilai Al-Qur’an yang turun pertama kali sebagaimana Rasul dan sahabatnya. Salah satu refleksi konkrit dari upaya Ustadz Abdullah Said menapaktilasi keberhasilan Rasulullah tersebut adalah beliau mampu menghasilkan kader-kader dakwah yang memiliki pribadi tangguh dan siap diterjunkan ke tengah masyarakat untuk mengemban dakwah Islam.
Dari kader-kader inilah kemudian pesantren Hidayatullah berkembang di seluruh pelosok nusantara. Paper ini merupakan hasil penelitian pada mahasiswa STAI Luqman Al Hakim Surabaya, dimana mereka adalah bagian dari kader pesantren yang mendapat pembinaan dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu. Dari hasil penelitian tersebut akan diuraikan secara mendalam dengan topik pengaruh konsep sistematika nuzulnya wahyu dalam membentuk kepribadian muslim.
A. Pendahuluan
Sukses Rasulullah mengubah wajah dunia dari kejahiliahan menjadi dunia yang penuh dengan ketentraman dan kabar gembira mengilhami pendiri Pesantren Hidayatullah Ust. Abdullah Said (Alm) untuk menapaktilasi kesuksesan tersebut dengan mendirikan pesantren. Keberadaan pesantren Hidayatullah yang didirikan di Balikpapan Kalimantan Timur sekitar tahun 1972-an sampai sekarang telah berkembang di seluruh pelosok tanah air. Hal ini merupakan wujud konkrit dari mujahadah beliau yang di ilhami oleh kesuksesan Rasulullah tersebut.
Kesuksesan dakwah yang diaplikasikan Rasulullah ketika membina para sahabat yang mengikuti ajaran beliau pertama kali adalah diantaranya karena merujuk pada manhaj tata urutan turunnya wahyu (tartibun nuzul). Dakwah yang beliau lakukan senantiasa dibimbing wahyu, sehingga apa yang menjadi pemikiran, program, dan metode yang diterapkan dalam membina para sahabat secara garis besar hampir tidak pernah mendapat kegagalan, justru melahirkan sosok manusia atau hamba Allah yang tahan bantingan dalam segala situasi dan kondisi, melahirkan pribadi-pribadi yang tidak pernah mengeluh dan cengeng terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi.
Produk manusia seperti uraian di atas merupakan hasil pembinaan dari kandungan wahyu yang turun pertama kali. Wahyu tersebut terakumulasi dalam lima surat dan merupakan satu kesatuan utuh yang kemudian dijadikan konsep oleh pesantren hidayatullah dan dikenal dengan konsep sistematika nuzulnya wahyu. Konsep ini mengandung pengertian suatu upaya merekonstruksi nilai-nilai al-Qur’an secara sistematis sebagaimana Rasulullah terapkan kepada para sahabatnya. Substansi dari surat-surat yang turun pertama kali tersebut berisi materi-materi kajian yang dijadikan pedoman oleh Rasulullah dalam membina para sahabatnya sehingga melahirkan sosok manusia yang memiliki keperibadian tangguh.
Melihat fenomena keberhasilan Rasulullah tersebut, Ust. Abdullah Said bersama rekan beliau yang seide berupaya untuk mengulangi kembali kronologi kesuksesan pola pembinaan yang diterapkan Rasulullah. Bentuk upaya yang dilakukan Ust. Abdullah Said bersama rekan-rekannya adalah dengan membangun kampung islami di Karang Bugis Balikpapan. Dari sinilah kemudian lahir para kader yang memiliki keperibadian mantap, tegas, tidak cengeng dan siap mengemban amanah dakwah ke seluruh tanah air.
Post a Comment