AQIDAH KUAT, UNAS SIAPA TAKUT?

Fenomena UAN di jenjang sekolah menengah sejak beberapa tahun terakhir selalu menjadi perhatian semua pihak. Mulai dari mendiknas, kepala diknas tingkat propinsi sampai tingkat kecamatan, para kepala sekolah, para guru bidang studi, sampai para orang tua murid dan pihak-pihak lain yang terkait. Mereka semua setiap tahun menjelang diadakannya

UAN/UNAS selalu berharap-harap cemas. Dengan berbagai harapan dan tantangan mereka berjibaku untuk menjadikan kegiatan UAN berjalan dengan baik dan lancar dengan hasil yang memuaskan.

Semua pihak yang terkait seperti yang diuraikan di atas  mestinya tidak menyikapinya dengan terlalu berlebihan, sehingga ia lupa bahwa apa yang terjadi merupakan kehendak dari Yang Maha Kuasa. Bila demikian yang terjadi maka tidak heran kalau kita temukan sebagian dari mereka akan bersikap tidak wajar bahkan stress dengan hasil yang kurang memuaskan. Orang yang beriman mestinya tahu bagaimana menghadapi berbagai persoalan hidup, termasuk urusan UAN yaitu dengan menyikapinya secara bijaksana.

Dalam Al Qur'an Allah swt telah banyak memberikan strategi jitu dalam mengahadapi persoalan hidup. Diantaranya firman Allah dalam surat al insyirah ayat 5-8 yang artinya ; maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,   Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bagaimana memahami berbagai persoalan hidup itu akan ada masa sulit, dan masa lapang. Kalaupun masalah UAN dianggap masa sulit, maka kita harus menyikapinya dengan bijak karena setelah itu akan datang kemudahan. Dan yang paling penting untuk dipahami semua pihak khusunya orang tua yang memiliki anak yang mengikuti UAN  bahwa ukuran keberhasilan atau kesuksesan seseorang bukan dari kecerdasan intelektual semata, namun sesungguhnya tolak ukurnya adalah kecerdasan emosi.

 Penemu teori emotional intelligence Daniel Goleman, menegaskan bahwa kesuksesan seseorang dipengaruhi oleh 80 % kematangan emosi dan 20 % kecerdasan intelektual. Jadi kalau anak gagal dalam UAN atau tidak mencapai nilai minimal untuk diterima sekolah favorit, mestinya orang tua tidak panik.

 Berbicara tentang kematangan emosi, maka secara tidak langsung berbicara tentang aspek keyakinan dari setiap orang. Karena salah satu indikator kematangan emosi adalah memiliki sikap dan pendirian yang kuat dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan. Ia tidak cengeng, cemas, khawatir, takut, marah, secara berlebihan bila dihadapkan pada kondisi di luar batas kemampuannya. Ia yakin apa yang sedang dialaminya -setelah melakukan berbagai usaha- merupakan kehendak yang Maha Kuasa.

    Seorang anak yang memiliki kematangan emosi adalah apabila ia memiliki pemahaman agama yang kuat. Tolak ukur pemahaman agama yang kuat apabila anak memiliki aqidah yang kuat. Aqidah yang kuat berasal dari ketaqwaan yang kuat. dan taqwa yang kuat lahir dari iman yang kuat dan kokoh. Bila siklus pemahaman agama ini dipraktekkan secara istiqomah akan menjadi modal dalam menghadapi berbagai ujian.

Tak terkecuali ujian semacam UAN, anak yang sudah memiliki kematangan emosi yang bagus sesungguhnya ia sudah mengaktualisasikan imannya dalam bentuk taqwa tersebut. Berbahagialah bagi orang orang tua yang memiliki anak seperti karakter di atas, karena itu adalah modal utama dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Jadi, buat apa khawatir dengan UAN? wallahua'lam bishowab

Post a Comment

Previous Post Next Post